home MP3 galeri empat Lima

Kamis, 30 Juli 2009

Nikmatnya Nisfu Sya’ban

Nikmatnya Nisfu Sya’ban

Hari atau malam pertengahan bulan Syakban (15 Syakban). Nisfu artinya setengah atau seperdua dan Syakban adalah bulan kedelapan dalam perhitungan tahun Hijriyah. Kata Syakban berasal dari kata syi’ab (jalan di atas gunung). Dikatakan Syakban karena pada bulan itu ditemui berbagai jalan untuk mencapai kebaikan.

Malam Nisfu Syakban dimuliakan karena pada malam itu, dua malaikat yakni Raqib dan Atid, yang mencatat amal perbuatan manusia sehari-hari, menyerahkan catatan-catatan amal tersebut kepada Allah SWT. Pada malam itu pula catatan-catatan itu ditukar dengan yang baru. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Bulan Syakban itu bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Ia adalah bulan yang diangkatkan Tuhan amal-amal. Saya ingin diangkatkan amal saya ketika sedang berpuasa.” (HR An-Nasa’i dari Usamah, sahabat Nabi SAW).

Di samping itu, pada malam Nisfu Syakban turun beberapa kebaikan dari Allah SWT untuk hamba-hamba-Nya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), pembebasan dari azab dan sebagainya. Dengan demikian, malam Nisfu Syakban antara lain dinamakan juga malam syafaat, malam maghfirah, dan malam pembebasan.

Sehubungan dengan malam Nisfu Syakban yang dinamakan juga malam syafaat, Al-Ghazali mengatakan, “Pada malam ke-13 Syakban, Allah SWT memberikan kepada hamba-hamba-Nya sepertiga syafaat, pada malam ke-14 diberikan-Nya pula dua pertiga syafaat, dan pada malam ke-15 diberikan-Nya syafaat itu penuh. Hanya yang tidak memperoleh syafaat itu ialah orang-orang yang sengaja hendak lari dari pada-Nya sambil berbuat keburukan seperti unta yang lari.”

Malam itu juga disebut malam maghfirah karena pada malam itu Allah SWT menurunkan ampunan-Nya kepada segenap penduduk bumi. Di dalam hadis Rasulullah SAW dijelaskan, “Tatkala datang malam Nisfu Syakban, Allah memberikan ampunan-Nya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang yang syirik dan berpaling pada-Nya.” (HR Ahmad)

Selain itu malam Nisfu Syakban disebut malam pembebasan karena pada malam itu Allah SWT membebaskan manusia dari siksa neraka. Sabda Nabi SAW di dalam hadis yang diriwayatkan Ibn Ishak dari Anas bin Malik, “Wahai Humaira (Asiyah RA) apa yang engkau perbuat pada malam ini? Malam ini adalah malam Nisfu Syakban, di mana Allah memberikan kebebasan dari neraka laksana banyaknya bulu kambing Bani Kalb, kecuali (yang tidak dibebaskan) enam, yaitu; orang yang tidak berhenti minum khamr, orang yang mencerca kedua orangtuanya, orang yang membangun tempat zina, orang yang suka menaikkan harga (secara aniaya), petugas cukai (yang tidak jujur), dan tukang fitnah.” Dalam riwayat lain disebutkan tukang pembuat patung atau gambar sebagai ganti petugas cukai.

Salah satu amal yang biasa dilakukan sebagian orang pada malam Nisfu Sya’ban adalah shalat sunah Nisfu Syakban sebanyak 100 rakaat. Shalat sunah tersebut ditentang keras oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarh Al-Muhazzab (Kumpulan Penjelasan tentang Buku Al-Muhazzab). An-Nawawi memandang hadis-hadis yang menerangkan shalat tersebut adalah hadis maudu’ (hadis palsu). Oleh karenanya, melaksanakan shalat tersebut adalah bidah. Apa yang diungkapkan Imam Nawawi diikuti pula oleh Sayid Abu Bakar Syata ad-Dimyati (ahli tasawuf) dalam kitabnya, I’anat At-Talibin (Panduan bagi Siswa).

Sumber: Masjid Istiqlal/rakyataceh.com

READ MORE - Nikmatnya Nisfu Sya’ban
READ MORE - Nikmatnya Nisfu Sya’ban
READ MORE - Nikmatnya Nisfu Sya’ban

Malam "Nisfu Sya'ban"



Ditulis oleh Dewan Asatidz

Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi)
Seri ke-227, Kamis, 25 Oktober 2001

Tanya: Saya ingin menanyakan mengenai Nisfu Sya'ban apakah artinya dan apa yang sepatutnya kita lakukan pada malam Nisfu Sya'ban tersebut apakah ada hadisnya? Jazakumullah...

Dewi - Batam


Jawab:

Berkenaan dengan malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui: Tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis A'isyah: "Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.


Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).


Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya.


Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.

Adapun apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya'ban sebanyak 100 rakaat, ini tidak ada landasannya dan termasuk bid'ah. Syeikh Abdurrahman bin Ismail al-Muqaddisi telah mentahqiq masalah ini. Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk malam nisfu Sya'ban, namun cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya.


Muhammad Niam
READ MORE - Malam "Nisfu Sya'ban"
READ MORE - Malam "Nisfu Sya'ban"
READ MORE - Malam "Nisfu Sya'ban"

Rabu, 17 Juni 2009

cinta, cinta dan cinta

Cinta yang Salah


Abdullah Saleh Hadrami

Cinta bisa berakibat fatal apabila kita salah dalam mempraktikkannya dengan mengedepankan syahwat dan hawa nafsu, karena nafsu tidak akan pernah ada puasnya sampai kapanpun.

Seseorang yang terperangkap dalam cinta syahwat dan hawa nafsu akan selalu tersiksa dan bahkan menjadi budak setan dan hawa nafsunya sendiri yang semestinya dia menjadi hamba Allah Ta?ala.

Diantara contoh cinta yang salah adalah yang dikenal dengan istilah pacaran. Islam tidak mengenal istilah pacaran dan proses pernikahan tidak boleh didahului dengan pacaran.

Pacaran bukanlah ukuran untuk menilai seseorang karena pacaran penuh dengan kepalsuan dan kebohongan. Apalagi kalau sampai pacaran itu berbuah pergaulan bebas dan perzinahan.

Semoga Allah Ta?ala menyelamatkan kita semua, amien.

Diantara Penyebab Cinta yang Salah


Abdullah Saleh Hadrami

Penyebab utama terjadinya cinta yang salah ini adalah karena Fudlulu An-Nadhor (banyak memandang), maksud dari pada banyak memandang adalah melepaskan pandangan kepada sesuatu dengan sepenuh mata dan memandang kepada apa yang tidak halal untuk di pandang.

Allah Ta'ala berfirman: ?Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.?(Q.S.An-Nur:30-31)

Dari Abu Hurairah -Radhiallahu Anhu , dari Rasulullah -Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala alihi Wa Sallam bersabda: ?Telah di tetapkan kepada manusia bagiannya dari perzinahan, ia pasti melakukan hal itu. Kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memukul (meraba), kaki zinanya adalah melangkah, hati berkeinginan dan berangan-angan, dan yang membenarkan atau menggagalkan semua itu adalah kemaluan.?(HR.Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)

Dari Jarir -Radhiallahu Anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala alihi Wa Sallam tentang pandangan yang tiba-tiba (tidak sengaja), Beliau Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala alihi Wa Sallam menjawab: ?Alihkan pandanganmu.?(HR.Muslim, At-Tirmidzi, Ad-Darimy dan Ahmad)

Macam-Macam Cinta


Abdullah Saleh Hadrami

1. Mahabbatullah (Cinta Allah)
Cinta macam ini saja belum cukup untuk menyelamatkan seseorang dari api neraka dan memasukkannya kedalam surga karena orang-orang musyrik juga mencintai Allah.

2. Mencintai Apa Yang Dicintai Allah
Cinta macam inilah yang memasukkan seseorang kedalam Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran, dan orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang kuat dalam cinta ini.

3. Cinta Karena Allah dan Untuk Allah
Cinta ini adalah wajib seperti mencintai para kekasih Allah dan membenci musuh-musuhNya, cinta ini adalah penyempurna dan konsekuensi cinta Allah.

4. Cinta Yang Lain Bersama Allah
Cinta ini adalah cinta syirik yaitu cinta kepada selain Allah yang menjadikan seseorang takut, mengagungkan dan memuliakan yang semua ini semestinya hanya layak untuk Allah semata. Atau mencintai selain Allah seperti mencintai Allah bahkan melebihinya.

5. Cinta biasa
Yaitu cinta manusia terhadap apa-apa yang di sukainya dan merupakan tabi?atnya, seperti cinta harta, anak, isteri dll. Cinta macam ini tidak tercela kecuali apabila menjadikan seseorang lalai dan tersibukkan olehnya daripada ketaatan kepada Allah.

Cinta adalah Fitrah

Published by Abdullah Hadrami [abdullah] on 2007/4/18 (1070 reads)

Cinta adalah Fitrah

Abdullah Saleh Hadrami

Rasa cinta pasti ada pada makhluk yang bernyawa karena cinta adalah merupakan fitrah, naluriah dan sunnatullah.
Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi di kalangan remaja, karena sudah menjadi anggapan umum bahwa cinta identik dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabuk asmara.

Ada yang mengatakan cinta itu suci, cinta itu agung, cinta itu indah dan saking indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan dll. Bahkan saking indahnya cinta, setan pun berubah menjadi bidadari.

Yang jelas karena cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya karena cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana. Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.

Cinta adalah topik terindah dalam pembicaraan remaja. Cinta memberi warna dalam setiap tindak tanduk dan pemikiran, khususnya remaja, dan lebih khusus lagi adalah wanita, sebagaimana dikatakan seorang pujangga, ?Hati wanita hanya mengenal satu kegembiraan di atas dunia ini, yaitu mencinta dan dicinta.?

Remaja tidak mungkin dipaksa menanggalkan rasa cinta. Ia hadir, terasa dan yang membuat hidup menjadi indah, itulah cinta. Tanpa cinta hidup ini terasa hampa dan kurang bersemangat.

READ MORE - cinta, cinta dan cinta
READ MORE - cinta, cinta dan cinta
READ MORE - cinta, cinta dan cinta

Cinta Allah dan RasulNya serta Berjihad di JalanNya

Cinta Allah dan RasulNya serta Berjihad di JalanNya


Abdullah Saleh Hadrami

Terus bagaimana cinta yang benar, yang mendatangkan kebahagiaan, kedamaian dan ketenteraman?

Allah Ta?ala berfirman:
Katakanlah: "jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
(QS. At-Taubah: 24).

Cinta Allah dan RasulNya serta Berjihad di JalanNya

Katakanlah: Jika bapak-bapakmu (termasuk ibu-ibumu), anak-anak, saudara-saudara senasab, isteri-isteri, kaum keluargamu (yaitu keluarga secara umum), harta kekayaan yang kamu usahakan yang kamu rela untuk susah payah dalam mendapatkannya (disebutkan secara khusus karena ini adalah yang paling dicintai oleh pemiliknya dan dia sangat tamak atasnya berbeda dengan orang yang mendapatkan harta tanpa susah payah), perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya (dan ini mencakup seluruh perniagaan dan usaha dagang) dan tempat tinggal yang kamu sukai karena kemewahan dan keindahannya serta sesuai dengan selera yang kamu inginkan.

Apabila hal-hal tersebut diatas lebih kamu cintai dari Allah Ta?ala dan rasulNya ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam dan dari jihad di jalanNya maka kamu adalah orang-orang yang dzalim lagi fasik. Maka tunggulah sampai Allah Ta?ala mendatangkan hukumanNya kepadamu yang tiada seorangpun mampu menolak keputusanNya.

?Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik?, yaitu orang-orang keluar dari ketaatan kepada Allah Ta?ala dan mendahulukan cinta kepada yang lain daripada cinta kepada Allah Ta?ala.

Ayat ini adalah dalil terbesar atas kewajiban mencintai Allah Ta?ala dan RasulNya ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam serta mendahulukan cinta kepada keduanya diatas segala sesuatu.

Dan ancaman yang keras serta kemurkaan yang pasti terhadap siapa saja yang lebih mencintai hal-hal yang telah disebutkan daripada cinta kepada Allah Ta?ala dan RasulNya serta berjihad di jalanNya.

READ MORE - Cinta Allah dan RasulNya serta Berjihad di JalanNya
READ MORE - Cinta Allah dan RasulNya serta Berjihad di JalanNya
READ MORE - Cinta Allah dan RasulNya serta Berjihad di JalanNya

Dari Mata Turun Ke Hati

Dari Mata Turun Ke Hati


Abdullah Saleh Hadrami

Para dokter hati (ulama) bertutur, ?Antara mata dan hati ada kaitan yang sangat erat, bila mata telah rusak dan buruk, maka hatipun rusak dan buruk. Hati seperti ini ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak dihuni cinta dan ma?rifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama Allah Ta?ala dan tidak akan mau Inabah (kembali) kepada Allah Ta?ala. Yang tinggal di dalamnya adalah kebalikan dari semua itu.?

Membiarkan pandangan lepas adalah maksiat kepada Allah Ta?ala dan dosa sebagaimana firmanNya pada An-Nur 30 dan 31 yang telah disebutkan.

Allah Ta?ala berfirman: ?Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati?. (QS. Ghafir / Al-Mukmin: 19).

Membiarkan pandangan lepas menyebabkan hati menjadi gelap, sebagaimana menahan pandangan menyebabkan hati bercahaya. Bila hati telah bersinar maka seluruh kebaikan akan masuk kedalamnya dari segala penjuru, sebaliknya apabila hati telah gelap maka akan masuk kedalamnya berbagai keburukan dan bencana dari segala penjuru.

Seorang yang shalih berkata, ?Barangsiapa mengisi lahirnya dengan mengikuti sunnah, mengisi batinnya dengan muroqobah (merasa diawasi Allah Ta?ala), menjaga pandangannya dari yang diharamkan, menjaga dirinya dari yang syubhat (belum jelas halal haramnya) dan hanya memakan yang halal, pasti firasatnya tidak akan meleset.?

READ MORE - Dari Mata Turun Ke Hati
READ MORE - Dari Mata Turun Ke Hati
READ MORE - Dari Mata Turun Ke Hati

Bagaimanakah Mencintai Allah Taala

Bagaimanakah Mencintai Allah Taala?

Bagaimanakah Mencintai Allah Ta?ala?

Abdullah Saleh Hadrami

Mencintai Allah Ta?ala adalah patuh dan tunduk dengan mengagungkan, memuliakan, takut dan mengharapkan.

Termasuk cinta kepada Allah Ta?ala adalah mencintai tempat-tempat yang dicintai Allah Ta?ala, seperti: Makkah, Madinah dan masjid-masjid pada umumnya.

Juga mencintai waktu-waktu yang dicintai Allah Ta?ala, seperti: Bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, penghujung malam dll.

Mencintai orang-orang yang dicintai Allah Ta?ala, seperti: Para nabi dan rasul, para malaikat, shiddiqin, syuhada dan shalihin.

Mencintai perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah Ta?ala, seperti: Shalat, zakat, shaum (puasa), haji, dan ucapan-ucapan, seperti: Dzikir, membaca Al-Qur?an dll.

Termasuk cinta kepada Allah Ta?ala pula adalah mendahulukan apa yang dicintai Allah Ta?ala daripada kesenangan, syahwat dan keingininan diri sendiri.

Termasuk cinta kepada Allah Ta?ala adalah membenci apa dan siapa yang dibenci Allah Ta?ala , yaitu dengan membenci orang-orang kafir, munafik, fasik dan para pelaku maksiat.
Kita wajib baraa? dan berlepas diri dari mereka, karena termasuk pembatal cinta ini adalah sikap walaa? (loyal dan cinta) kepada mereka.

Diantara yang menafikan cinta ini adalah membenci Rasulullah Tanda atau Bukti Cinta Allah Ta?ala dan Cinta RasulNya ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam atau sebagian dari ajarannya, membenci orang-orang mukmin dll.

READ MORE - Bagaimanakah Mencintai Allah Taala
READ MORE - Bagaimanakah Mencintai Allah Taala
READ MORE - Bagaimanakah Mencintai Allah Taala

Tanda atau Bukti Cinta Allah

Tanda atau Bukti Cinta Allah Ta?ala dan Cinta RasulNya ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam

Published by Abdullah Hadrami [abdullah] on 2007/4/21 (664 reads)

Tanda atau Bukti Cinta Allah Ta?ala dan Cinta RasulNya ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam

Abdullah Saleh Hadrami

Apabila kita dihadapkan pada dua perkara, yang satu dicintai Allah Ta?ala dan RasulNya ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam dan diri kita tidak mempunyai keinginginan terhadapnya dan perkara yang lain diri kita menginginkan dan menyukainya akan tetapi menyebabkan kita kehilangan perkara yang dicintai Allah Ta?ala dan rasulNya atau menguranginya.

Jika kita mendahulukan perkara yang diinginkan oleh diri kita atas perkara yang dicintai Allah Ta?ala maka ini adalah bukti kita berlaku dzalim, meninggalkan apa yang wajib atas kita.

(c) Hak cipta 2008 - Hatibening.com

READ MORE - Tanda atau Bukti Cinta Allah
READ MORE - Tanda atau Bukti Cinta Allah
READ MORE - Tanda atau Bukti Cinta Allah